Kamis, 30 September 2010

Bentrokan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Kerusuhan terjadi lagi saat persidangan perkara bentrokan di klub malam, Blowfish digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dua pengunjung sidang mengalami luka parah akibat tangan dan kepalanya terkena parang.

Ratusan orang dari pihak pendukung dan lawan dari terdakwa terlibat baku hantam di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 29 September 2010. Tampak pula di antara mereka membawa senjata seperti parang.

Di tengah kerusuhan, terlihat dua korban terkapar dengan luka di bagian tangan dan kepalanya. Mereka pun langsung dibawa ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan taksi.

Sementara itu, untuk mengantisipasi kerusuhan meluas, pihak kepolisian beberapa kali melepaskan tembakan peringatan. Upaya polisi ini membuat dua kubu yang tengah bentrok mulai membubarkan diri dan berlarian.

Dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan enam tersangka. Mereka dinilai harus bertanggung jawab atas bentrokan di Klab Blowfish pada 4 April 2010. Dalam bentrokan itu, dua pengunjung tewas. Ini merupakan rusuh kedua kalinya. Sidang sebelumnya beberapa waktu lalu juga diwarnai dengan kericuhan dan beberapa orang terluka.

Pada saat kejadian pendukung terdakwa melepaskan tembakan ke arah polisi yang berjaga di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9). Tembakan sempat menyerempet kaki kiri Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Eddy.

Naas peluru mengenai kaki ajudan Kapolres, yang sedang berdiri di belakangnya. Petugas yang tidak disebutkan namanya ini langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Komisaris Besar Gatot Eddy sempat memperlihatkan bekas serempetan peluru. Celana sobek dan terdapat bekas luka bergaris di betis kirinya.

Dua kelompok massa saling menyerang di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sekitar pukul 13.15 saat akan dilangsungkan kasus kerusuhan di tempat hiburan Blowfish yang terjadi awal April lalu.

Dari pengamatan, beberapa dari massa terlihat membawa senjata tajam seperti golok. Salah seorang dari mereka, kakinya terluka. Jalan Ampera ke arah Ragunan ditutup. Situasi masih mencekam.

Polisi mengaku kesulitan meredam massa yang emosi. “Kalau senjata tajam kami masih bisa kendalikan, tapi ini pakai senjata api,” ujar Komisaris Besar Gatot Eddy.

Mereka berupaya mengendalikan keadaan dengan membentuk barikade yang memisahkan kubu berseteru. Kubu pendukung terdakwa didesak ke arah selatan di Jalan Ampera, sementara pendukung korban berada di depan Pengadilan Negeri Jakarta atau bagian utara.

Saat ini petugas mendapatan tambahan personil dari Kepolisian Daerah. “Lebih dari 100 orang. Total ada sekitar 400 orang,” kata Komisaris Besar Gatot Eddy.

Satu korban ditemukan tewas di sebuah rumah warga yang berlokasi di sebelah Jalan Ampera Raya nomor 158, Cilandak, sekitar 200 meter dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Komisaris Nurdi Satriadji korban meninggal akibat tertembak. Namun dia tidak merinci di bagian mana luka bersarang.

Dia melanjutkan, ada tiga korban meninggal yaitu: Agustinus Romadona, Saifudin, Ceko Kei. “Satu meninggal karena tembakan, dua akibat bacokan,” katanya tanpa merinci lebih lanjut.

Selain korban jiwa, ada tiga Kopaja yang rusak. Seluruh kaca pecah karena karena mengangkut satu dari dua kubu yang bentrok.

Saat ini ketiga korban masih menunggu mobil jenazah untuk dikirim ke RS Sakit Polri Sukanto, Kramatjati.

Situasi di Jalan Ampera Raya saat ini sudah berangsur normal. Setelah berhasil dipisahkan, kedua kubu tidak lagi bentrok. Lokasi malah diramaikan oleh warga sekitar yang datang menonton. Hingga laporan diturunkan Jalan Ampera masih ditutup.

Kapolda Metro Irjen Timur Pradopo menyatakan akan menindak tegas semua yang terlibat dalam bentrokan berdarah di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. “Kami tindak sesuai aturan berlaku,” kata Timur, Rabu (29/9), tanpa merinci tindakan yang akan dilakukan itu. Menurut Timur, saat ini anak buahnya masih mendata jumlah korban dan kerusakan akibat bentrokan itu.

Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Edy mengatakan, polisi akan melengkapi diri dengan senjata api dalam pengamanan sidang selanjutnya. “Kalau mereka pakai senpi (senjata api), kami juga akan siapkan,” kata Komisaris Besar Gatot Eddy.

Gatot Eddy mengatakan, saat ini ada dua anggota polisi yang menjadi korban akibat bentrokan itu. Mereka adalah Brigadir Satu Gerhana dan Ajun Komisaris Lambua. Gerhana menderita luka tembak di kaku sedangkan luka Lambua di tangan. Keduanya saat ini sudah mendapat perawatan medis.

Saat berita ini dilaporkan, situasi di Jalan Ampera Raya sudah berangsur normal. Sejumlah kendaraan bermotor terlihat melintas di jalan itu. Saat terjadi bentrokan jalan itu ditutup. Kendaraan dari arah Cilandak maupuan dari arah Kemang terpaksa harus mencari jalan lain. Garis polisi yang sebelumnya terpasang di depan kantor Medco, saat ini juga sudah dibuka.

Massa yang sebelumnya terlibat bentrok, sudah tidak terlihat lagi di sekitar gedung pengadilan.

Satu orang korban meninggal dalam kerusuhan sidang Blowfish di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawa ke Rumah Sakit Pusat Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Frederick Philo Letlet, korban meninggal itu awalnya dibawa ke rumah sakit JMC, Jakarta Selatan. “Saat sampai disini sudah meninggal dunia, sehingga langsung dibawa polisi ke RS Polri,” kata Kepala Keamanan Rumah Sakit, Sutopo Subagio pada Tempo, Rabu ini.

Pria kelahiran Merauke, 3 April 1987 itu mengalami luka bacok parah di bagian kepala kanan, mata kanan, dagu, lengan kanan, dan perut bagian kiri. Jasad Frederick sampai rumah sakit JMC sekitar pukul 14.15 WIB. “Karena sudah meninggal sehingga langsung dikirim ke RS Polri,” kata Sutopo.

Selain Frederick, 3 orang korban luka dalam kerusuhan itu juga sempat dibawa ke Rumah Sakit JMC. “Namun juga tidak dirawat di sini, tiga orang luka itu langsung dibawa ke RSPP dan RS Medistra,” lanjut Sutopo.

Namun Sutopo mengaku tidak tahu nama para korban tersebut. “Namanya kami tidak tahu, saat itu tanpa identitas dan tidak sempat dirawat di sini,” katanya. Meskipun begitu Sutopo mengaku bahwa salah satu korban luka adalah anggota polisi. “Anggota polisi yang luka dibawa ke RSPP, korban lain ke RS Medistra,” katanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar